Forbidden to Love?
Author : Cha Ri Hyo
Cast :Park Gyu Ri
Lee Dong Hae
Lee Sung Min
Cho Han Na
Gadis itu sedang bersantai dipinggir danau dengan kedua headset yang menempel ditelinganya. Dengan lagu favorit yang sering ia putar, ia melihat sesosok laki-laki yang sedang sibuk dengan sebuah benda ditangannya. Ia melihat dari jauh, dan tanpa sadar ia melepas headset yang dikenakannya dan beranjak pergi dari bangku yang ia duduki menuju tempat laki-laki itu berada.
“permisi”
“permisi, ada yang bisa saya bantu?”
Terlihat tetes demi tetes darah terjatuh di tanah tandus tepi danau. Melihat hal ini, ia pun terkaget dan dengan segera menarik tangan pemuda itu.
“omoo, tanganmu berdarah! Apa yang kau perbuat?”
“apa kau melukai dirimu sendiri? Apa kau
sudah gila?” “duduklah disini, akan kubersihkan
lukamu!!”
Dengan sabar ia membersihkan luka dan membalut bekas sayatan pisau di tangan lelaki itu dengan kain seadanya. Tanpa ia sadari, lelaki yang sedang duduk dibangku taman itu sedang menatapnya. Tatapan yang seakan-akan ia tujukan kepada kekasihnya.
“Han Na-sshi”
“ne?” jawab gadis itu kaget
“Han Na-sshi, bogoshipo” menatap gaddis itu, lalu memeluknya.
“nan?, anii” ia berusaha melepaskan pelukan yang ditujukan padanya.
Setelah beberapa menit, gadis itupun hanyut dalam pelukannya.
Ia merasakan ada tetesan air yang jatuh dipundaknya. Lelaki itu menangis terisak, dan menjatuhkan air matanya di pundak gadis yang sedang ia peluk.
---oo0oo---
Sesampai didepan rumah, ia masih bingung dan merasa aneh atas kejadian tadi pagi di tepi danau. Ia berjalan melamun menuju pagar rumahnya. Ia segera terbangun dari lamunannya saat kekasihnya, Lee Sung Min meneriaki namanya.
“yaa, Park Gyu Ri!!”
“eoh, anyeong. Kau sudah lama menunggu?”
“yaak, kenapa kau melamun di siang hari ini!”
“katakan padaku, siapa yang membuatmu melamun seperti ini!” seru Sung Min.
“mwoya?? Aku tidak melamun, aku hanya berpikir kenapa aku bisa mencintaimu” canda Gyu Ri
“yaak!! Awas kau!” lari Sung Min mengejar Gyu Ri menuju dalam rumah.
Keesokan harinya, dua sejoli yang sedang menikmati indahnya jatuh cinta memutuskan untuk bertamasya di taman dekat rumah Sung Min tinggal. Mereka berdua terlihat sangat menikmati tamasya kali ini. Mereka berfoto, memakan es grim bersama, bermain bola serta saling kejar satu sama lain. Keceriaan itu berhenti sejenak saat seorang perempuan muda dan cantik menghampiri mereka yang tengah bersantai di bawah pohon.
“permisi”
“ne, ada yang bisa kami bantu?” seru Gyu Ri
“bisakah kita berbicara sebentar, ada hal yang ingin kubicarakan denganmu”
“bolehkah aku meminjamnya sebentar?” tanya perempuan itu pada Sung Min
“eoh, baiklah. Aku akan menunggu disini.” Seru Sung Min heran (mengernyitkan dahi)
Dari kejauhan Sung Min tampak serius melihat pembicaraan dua perempuan cantik itu. Di dalam benaknya, ia sedang bertanya-tanya hal apa yang sedang mereka bicarakan? Dan siapa perempuan itu? Kenapa dia ingin berbicara dengan Gyu Ri?
“anyeonghaseyo, naneun Cho Han Na imnida”
“ne, nan Park Gyu Ri imnida” jawab Gyu Ri dengan heran
“mianhae, aku sudah membuatmu kaget dan mungkin kau sedang bertanya-tanya saat ini.”
“ahh ne, gwaenchana. Adakah hal yang bisa kubantu?”
“kemarin, aku melihatmu di tepi danau dengan seorang pria. Benar kan?”
“ne, aku memang berada disana kemarin. Tapi, apa itu pacarmu? Mianhae, aku hanya membantunya membersihkan luka ditangannya. Kumohon kau jangan salah paham. Lagian, aku juga sudah punya pacar. Kau lihat laki-laki tadi kan? Dia pacarku,jeongmal mianhae” jelas Gyu Ri
“ani, bukan itu yang kumaksud”
Han Na pun menceritakan semuanya pada Gyu Ri. Sejak kemarin Han Na sudah mengikuti kegiatan Gyu Ri dari tepi danau hingga ia pulang kerumah dan sekarang berada di taman ini. Han Na adalah kekasih dari Lee Dong Hae, laki laki yang memeluk Gyu Ri saat di tepi danau. Untuk alasan tertentu, Han Na meminta Gyu Ri untuk menggantikannya dirinya menjadi kekasih Dong Hae. Ia menjelaskan, bahwa saat ini Dong Hae mengalami masa-masa sulit dimana ia tidak bisa berada disamping Dong Hae. Untuk itu Han Na meminta Gyu Ri untuk menjaga Dong Hae, karena Han Na mengetahui bahwa Dong Hae melihat diri Gyu Ri seakan-akan ia adalah Cho Han Na. Han Na tahu betul bahwa kekasihnya sedang tidak waras, ia akan menganggap semua perempuan sebagai dirinya. Hal itu dialami Lee Dong Hae saat Park Gyu Ri membantu memasangkan kain pada lukanya. Saat itu Dong Hae merasa bahwa Gyu Ri adalah Han Na, karena sebelumnya Lee Dong Hae pernah mengalami hal serupa dengan Cho Han Na.
Dengan sabar ia membersihkan luka dan membalut bekas sayatan pisau di tangan lelaki itu dengan kain seadanya. Tanpa ia sadari, lelaki yang sedang duduk dibangku taman itu sedang menatapnya. Tatapan yang seakan-akan ia tujukan kepada kekasihnya.
“Han Na-sshi”
“ne?” jawab gadis itu kaget
“Han Na-sshi, bogoshipo” menatap gaddis itu, lalu memeluknya.
“nan?, anii” ia berusaha melepaskan pelukan yang ditujukan padanya.
Setelah beberapa menit, gadis itupun hanyut dalam pelukannya.
Ia merasakan ada tetesan air yang jatuh dipundaknya. Lelaki itu menangis terisak, dan menjatuhkan air matanya di pundak gadis yang sedang ia peluk.
---oo0oo---
Sesampai didepan rumah, ia masih bingung dan merasa aneh atas kejadian tadi pagi di tepi danau. Ia berjalan melamun menuju pagar rumahnya. Ia segera terbangun dari lamunannya saat kekasihnya, Lee Sung Min meneriaki namanya.
“yaa, Park Gyu Ri!!”
“eoh, anyeong. Kau sudah lama menunggu?”
“yaak, kenapa kau melamun di siang hari ini!”
“katakan padaku, siapa yang membuatmu melamun seperti ini!” seru Sung Min.
“mwoya?? Aku tidak melamun, aku hanya berpikir kenapa aku bisa mencintaimu” canda Gyu Ri
“yaak!! Awas kau!” lari Sung Min mengejar Gyu Ri menuju dalam rumah.
Keesokan harinya, dua sejoli yang sedang menikmati indahnya jatuh cinta memutuskan untuk bertamasya di taman dekat rumah Sung Min tinggal. Mereka berdua terlihat sangat menikmati tamasya kali ini. Mereka berfoto, memakan es grim bersama, bermain bola serta saling kejar satu sama lain. Keceriaan itu berhenti sejenak saat seorang perempuan muda dan cantik menghampiri mereka yang tengah bersantai di bawah pohon.
“permisi”
“ne, ada yang bisa kami bantu?” seru Gyu Ri
“bisakah kita berbicara sebentar, ada hal yang ingin kubicarakan denganmu”
“bolehkah aku meminjamnya sebentar?” tanya perempuan itu pada Sung Min
“eoh, baiklah. Aku akan menunggu disini.” Seru Sung Min heran (mengernyitkan dahi)
Dari kejauhan Sung Min tampak serius melihat pembicaraan dua perempuan cantik itu. Di dalam benaknya, ia sedang bertanya-tanya hal apa yang sedang mereka bicarakan? Dan siapa perempuan itu? Kenapa dia ingin berbicara dengan Gyu Ri?
“anyeonghaseyo, naneun Cho Han Na imnida”
“ne, nan Park Gyu Ri imnida” jawab Gyu Ri dengan heran
“mianhae, aku sudah membuatmu kaget dan mungkin kau sedang bertanya-tanya saat ini.”
“ahh ne, gwaenchana. Adakah hal yang bisa kubantu?”
“kemarin, aku melihatmu di tepi danau dengan seorang pria. Benar kan?”
“ne, aku memang berada disana kemarin. Tapi, apa itu pacarmu? Mianhae, aku hanya membantunya membersihkan luka ditangannya. Kumohon kau jangan salah paham. Lagian, aku juga sudah punya pacar. Kau lihat laki-laki tadi kan? Dia pacarku,jeongmal mianhae” jelas Gyu Ri
“ani, bukan itu yang kumaksud”
Han Na pun menceritakan semuanya pada Gyu Ri. Sejak kemarin Han Na sudah mengikuti kegiatan Gyu Ri dari tepi danau hingga ia pulang kerumah dan sekarang berada di taman ini. Han Na adalah kekasih dari Lee Dong Hae, laki laki yang memeluk Gyu Ri saat di tepi danau. Untuk alasan tertentu, Han Na meminta Gyu Ri untuk menggantikannya dirinya menjadi kekasih Dong Hae. Ia menjelaskan, bahwa saat ini Dong Hae mengalami masa-masa sulit dimana ia tidak bisa berada disamping Dong Hae. Untuk itu Han Na meminta Gyu Ri untuk menjaga Dong Hae, karena Han Na mengetahui bahwa Dong Hae melihat diri Gyu Ri seakan-akan ia adalah Cho Han Na. Han Na tahu betul bahwa kekasihnya sedang tidak waras, ia akan menganggap semua perempuan sebagai dirinya. Hal itu dialami Lee Dong Hae saat Park Gyu Ri membantu memasangkan kain pada lukanya. Saat itu Dong Hae merasa bahwa Gyu Ri adalah Han Na, karena sebelumnya Lee Dong Hae pernah mengalami hal serupa dengan Cho Han Na.
Mendengar pembicaraan ini, Sung Min yang diam diam menguping dari balik pohon beranjak pergi dan menarik tangan Park Gyu Ri.
“kau tidak bisa melakukan ini. Kajja, kita pulang sekarang” ucap Sung Min pada kekasihnya
“aku mohon pada kalian, hanya satu kali ini saja. Akan kuceritakan sebenarnya disaat yang tepat” Han Na pun berlutut pada Sung Min dan Gyu Ri yang hendak pergi.
“Sung Min-sshi, tak bisakah aku melakukan ini?”
“apa kau tidak kasihan padanya?” seru Gyu Ri dengan suara halusnya
“michiseo? Apa kau tidak memikirkan perasaanku? Bagaimana jika nanti kau jatuh cinta padanya? Untuk apa kau menolong orang yang baru kau kenal? Kemanhe!!”
Gyu Ripun menggenggam tangan Sung Min “yakso, aku tak akan berpaling darimu. Aku hanya ingin membantunya. Bayangkan jika aku berada diposisi perempuan itu? Aku pasti melakukan hal yang sama, karena aku tak ingin melihat kau menderita sendirian. Areseo?”
“lalu, atas dasar apa ia ingin melakukan hal ini? Apa perempuan itu sakit keras? Lihat, dia masih sehat. Seharusnya ia bisa menjaga pacarnya sendiri tanpa meminta bantuanmu!!”
“kita akan tahu nanti, bukankah dia bilang akan menceritakan semua disaat yang tepat? Percayalah padaku, aku tak akan mengecewakanmu”
“emmm, araseo. Lakukanlah, tapi pastikan kau tidak akan mencintainya. Yakso?”
“em, yakso”
Park Gyu Ripun menghampiri Cho Han Na yang masih berlutut. Ia segera meminta maaf, karena sudah membuat Han Na berlutut lama. Gyu Ripun menyetujui permintaan Cho Han Na yang ditujukan padanya.
---oo0oo---
Sudah beberapa hari ini, Park Gyu Ri terlihat sering bersama dengan Lee Dong Hae. Mereka terlihat begitu akrab. Bahkan, Park Gyu Ri lebih sering terlihat berdua dengan Lee Dong Hae daripada kekasihnya sendiri, Lee Sung Min.
“saranghae Han Na-sshi”
“ jeongmal saranghae Han Na-sshi” membisikkan di telinga Gyu Ri
Gyu Ri baru menyadari bahwa saat ini ia memerankan sosok Han Na “eoh, nado saranghae”
“aku sangat senang jika kau bisa menjadi pendamping hidupku kelak. Benarkan?”
Park Gyu Ri tidak menjawab pertanyaan Dong Hae, dipikirannya hanya Lee Sung Min. Ia sangat merindukan kekasihnya. Sudah satu minggu ini mereka tidak pergi bersama.
Melihat Gyu Ri yang sedang melamun, Dong Hae pun merasa gemas dan mencium pipi perempuan itu. Gyu Ri terkaget, dan segera terbangun dari lamunannya.
Dari kejauhan terlihat Sung Min yang diam-diam mengamati mereka berdua. Ia sangat terkejut, saat lelaki itu tiba tiba mencium pipi gadis yang sangat ia cintai. Tanpa pikir panjang Sung Minpun menghampiri Dong Hae.
Braaak.
Dong Hae jatuh ke tanah, Gyu Ri berteriak.
“kemanhe Sung Min-sshi!! KEMANHE!!” teriak Gyu Ri histeris
sambil menarik kera baju Dong Hae, Sung Min terlihat sangat marah “noe!! Apa yang kau lakukan padanya? Tak seharusnya kau melakukan itu! Kemanhe!! Dia bukan Han Na!! Dia...”
“KEMANHE!!”
Hantaman keras ditujukan Sung Min pada lelaki yang tak seharusnya mencium pipi kekasihnya itu. Selama 2 tahun berpacaran dengan Gyu Ri, ia tak pernah merasakan cemburu sebesar ini. Walaupun hal itu semua adalah skenario buatan Han Na, tapi Sung Min tetap ingin melindungi kekasihnya. Ia tak ingin, kekasihnya disentuh oleh oranglain. Bahkan dirinya tak berani hanya sekedar mencium pipi kekasihnya itu. Ia sangat menjaga Park Gyu Ri, karena ia ingin Gyu Ri menjadi pendamping hidupnya kelak. Hal yang sangat membuatnya terpukul adalah Gyu Ri lebih memilih Lee Dong Hae daripada ikut dengannya.
“araseo, aku tau bahwa ini salah. Tapi kumohon, hentikan kecemburuanmu. Dia bukan kekasihku, di kekasih Han Na. Aku hanya ingin membantunya. Beri waktu aku satu bulan, dan kita akan kembali seperti dulu lagi. Kau bisa kan?”
“mwo? Apa kau tidak memikirkan bagaimana perasaanku? Sudah sewajarnya aku cemburu padanya, selama 2tahun ini aku tidak pernah menciummu. Tapi dia? Dia sudah berani menciummu. Hentikan sekarang juga, jeball” Sung Min berlutut pada Park Gyu Ri
“mianhae, untuk saat ini aku lebih memilh bersamanya”
---oo0oo---
Park Gyu Ri menarik tangan Lee Dong Hae dan meninggalkan Sung Min sendiri. Lee Dong Hae terlihat seperti orang ling lung yang kehilangan arah, ia seperti orang gila. Menatap Gyu Ri heran, terkadang ia juga menjambak rambutnya sendiri, menoleh kekanan kekiri seperti orang idiot. Melihat hal ini, Gyu Ri mencoba menenangkan Dong Hae yang mungkin masih shock dengan kejadian tadi. Ia menggandeng tangan pemuda yang tampak bingung itu. Ia merasakan kehangatan saat ia menggandeng tangan Dong Hae. Gyu Ri merasa sangat nyaman saat itu. Sebentar sebentar ia menatap wajah polos laki laki yang saat ini sedang bersamanya.
Gyu Ri tersadar, ia tidak seharusnya merasakan ini.
“yaa, micheseo? Aku tidak boleh seperti ini” ucap Gyu Ri pelan sambil memukul kepalanya.
“Sung Min-sshi mianhae” toleh Gyu Ri pada Sung Min yang ia tinggalkan sendiri. Lalu iapun melanjutkan langkah kakinya menuju rumah Dong Hae.
Tetes demi tetes air hujan membasahi tubuh Lee Sung Min. Ia masih diam termenung melihat kekasihnya berjalan dengan lelaki lain. Hatinya sakit, ia mencoba untuk tetap tegar. Tapi perlahan air mata Sung Min mulai jatuh ka tanah seiring dengan jatuhnya air hujan yang semakin deras. Ia mencoba berdiri dan menguatkan dirinya. Ia tak pernah menangis sebelumnya, entah mengapa Lee Sung Min begitu lemah saat menghadapi kekasihnya. Ia memang lelaki yang gagah, bahkan ia pernah menjuarai taekwondo tingkat nasional saat sekolah dulu. Walau begitu, ia adalah lelaki yang berperasaan halus.
Dadanya terasa sesak, ia sulit untuk bernafas. Ia mencoba tak berteriak, ia berlari menuju tepi sungai. Saat itulah Lee Sung Min menangis, menjerit, berteriak, mengeluarkan luapan hatinya yang berantakan. Ia seharusnya tak menangis, didalam pikirannya ia tak ingin menangis. Tapi hatinya teramat sakit, ia sangat mencintai Park Gyu Ri.
---oo0oo---
Malam itu, Gyu Ri tengah tertidur lelap. Udara malam yang dingin membuatnya semakin ingin memejamkan mata lebih lama lagi. Namun hal itu tak berlangsung lama setelah handphonenya berdering. Menandakan ada panggilan masuk. Dengan mata setengah terbuka ia berusaha meraih handphonenya yang tergeletak di meja sebelah ranjangnya.
“halo” ucap Gyu Ri dengan suara sedikit serak
“keluarlah, aku berada di depan rumahmu sekarang”
Gyu Ri segera beranjak bangun dari tempat tidurnya, ia membuka sedikit jendela dan mengintip kearah luar. Tak seorangpun didapatinya di luar rumah.
Ia segera membaca dari siapa panggilan itu berasal.
“Lee Dong Hae?” ucap Gyu Ri pelan.
Segera ia tutup panggilan itu, dan menghubungi Cho Han Na.
“Han Na-sshi, Lee Dong Hae..”
“araseo, dia sekarang berada di depan rumahku. Cepatlah kesini, kau bisa lewat pintu belakang.! palii”
Han Na mengintip dari balik jendela, ia sangat ingin menemui laki laki yang sangat ia cintai itu. Satu langkah, dua langkah ia mencoba meraih ganggang pintu dan berlari memeluk kekasihnya itu. Hal itu urung ia lakukan saat seseorang memanggil namanya dari belakang punggungnya.
“Han Na, eottokhe?”
“apa aku harus menemuinya sekarang?” tanya Gyu Ri
“eoh, tunggu sebentar. Kau harus mengenakan ini, diluar sangat dingin” sahut Han Na sembari memberikan syal pada Gyu Ri.
“Dong Hae-sshi, waeyo?”tanya Gyu Ri
“anyeong, aku kesini karena aku sangat merindukanmu”
Dong Hae berusaha meraih tangan Gyu Ri. Ia menatap wajah gadis itu dengan penuh rasa cinta. Sesekali ia mengusap wajah Gyu Ri dengan tangannya yang penuh kehangatan.
Gyu Ri terkaget dan membuka matanya lebar lebar.
Lee Dong Hae mencium bibir tipis nan mungil milik Park Gyu Ri. Mereka berdua sangat menikmati momen indah malam itu. Dalam benak Gyu Ri, ia ingin memberontak dan berlalu pergi. Ia sadar yang ia lakukan saat ini adalah salah. Ia merasa mengkhianati janji yang pernah ia ucapkan pada Sung Min, ia merasa sedang jatuh cinta pada lelaki yang saat ini sedang menciumnya.
Dari balik jendela, Han Na melihat lelaki yang sangat ia cintai sedang berciuman dengan gadis yang seharusnya tidak menempati posisi itu. Dadanya terasa sesak. Air matanya jatuh perlahan. Ingin ia hentikan perbuatan mereka. Tapi apa daya, semua ini skenario Han Na dan ia harus menanggung semua resikonya.
Malam yang semakin dingin membuat Dong Hae dan Gyu Ri benar benar menikmati masa masa indah itu. Dong Hae menggenggam tangan Gyu Ri dengan erat, ia melumat bibir gadis itu dengan penuh perasaan. Gyu Ri tak tinggal diam, iapun membalas ciuman Dong Hae yang ditujukan padanya. Sesekali Dong Hae memberi kecupan hangat di kening Gyu Ri.
---oo0oo---
Sebulan telah berlalu. Sesuai dengan kesepakatan, Gyu Ri harus menepati janjinya pada Sung Min.
Disisi lain Han Na berniat menemui kekasihnya, Lee Dong Hae. Mungkin inilah saat yang tepat untuk kembali pada Dong Hae serta menjelaskan semuanya pada Gyu Ri. Sebelum menemui Gyu Ri, Han Na berniat menemui Dong Hae terlebih dahulu.
Hari itu adalah malam yang dingin, dari kejauhan terlihat Lee Dong Hae yang tengah duduk di bangku pinggir jalan. Han Na menghampirinya.
“permisi, Dong Hae-sshi” ucap Han Na gugup
Lee Dong Hae terkejut dan segera berdiri dari bangku yang ia duduki sekarang. Ia tampak bingung, linglung seperti orang kehilangan akal. Ia berdiri, membalikkan badan membelakangi Cho Han Na dan mencoba pergi. Cho Han Na dengan segera menarik tangan kekasihnya itu.
“aku mohon dengarkan aku, sekali ini saja. Aku tau aku salah meninggalkanmu seperti ini.”
“apa kau masih sakit? Tanganmu gemetar Dong Hae-sshi”
Hening sejenak
“aku sakit”
“maaf, aku tak bisa menjagamu” ucap Han Na
Tangan Dong Hae gemetaran dan dingin. Dadanya terasa sesak, matanya mulai berkaca-kaca. Ia semakin terlihat seperti orang kehilangan akal.
“aku..aku bukan Cho Han Na” ucapnya gagap
“Mendengar hal ini, Dong Hae yang mulanya tertunduk mulai mengangkat kepalanya dan sedikit menoleh ke arah samping. Ia tampak terkejut.
“Cho Han Na sudah meninggal lima tahun yang lalu. Ia menyuruhku untuk menggantikannya.”
“hal itu juga kulakukan pada Gyu Ri, supaya dia menggantikanku untuk menjagamu.” Jelas perempuan itu sambil menangis.
Lee Dong Hae mencoba membalikkan badannya. Menatap wajah perempuan itu. Air Mata Dong Haepun jatuh.
Perempuan itu mulai menjelaskan semuanya, Cho Han Na adalah kekasih Lee Dong Hae yang meninggal lima tahun lalu. Sebelum ia meninggal, ia membuat kesepakatan dengan perempuan itu untuk menjaga Lee Dong Hae. Hyorin namanya, ia menyetujui semua permintaan Han Na karena uang. Hyorin adalah gadis cantik yang miskin dan sangat tergila-gila dengan uang.
Setelah Han Na meninggal, semua harta kekayaan Han Na menjadi milik Hyorin. Seluruhnya berubah, Hyorin merubah identitasnya menjadi Han Na. Dan saat itulah ia mulai memerankan sosok Han Na.
Sejak kematian Han Na, Dong Hae berubah menjadi sosok yang murung. Ia divonis dokter akan menjadi gila jika terus seperti ini. Saat pertama kali melihat Han Na alias Hyorin, Dong Hae tertegun dan memeluk gadis itu dan menyebut nama “Han Na”.
Han Na alias Hyorin berpikir bahwa lelaki ini benar-benar sudah gila, ia menganggap Hyorin adalah Cho Han Na yang telah meninggal. Dan sejak saat itulah, kehidupan sebagai Cho Han Na dimulai. Dan sebagai kekasih Lee Dong Hae.
Setelah mendengarkan pernyataan dari Han Na, Dong Hae mulai membuka mulutnya.
“ara” seru Dong Hae pelan
“ne? Kau mengetahui semuanya? Sejak kapan?”tanya Cho Han Na alias Hyorin
“araseo!!”teriak Dong Hae
“aku tahu semua, aku tahu!! Hentikan semuanya!!”
“aku sudah waras, aku tidak gila!!”teriak Dong Hae sambil menangis
“mianhae Dong Hae-sshi, aku tidak sedang mempermainkanmu Dong Hae-sshi”
“selama aku bersamamu aku merasa nyaman, aku merasa bahagia walau sebagai Han Na. Aku mulai . . aku. . aku mencintaimu!”
“sebagai diriku sendiri, bukan sebagai Han Na!”
“bisakah kita mulai dari awal lagi? Aku tahu aku sangat jahat. Tapi tak bisakah kita melakukan ini hanya untuk satu malam saja?” tanya Hyorin (menangis)
“mianhae, aku telah membuatmu seperti ini. Aku salah. Maafkan aku Hyorin-sshi”
“aku terlalu mencintai Han Na. Aku tak melihat bahwa kau yang selama ini disisiku. Maafkan aku.”
“araseo, aku tak ingin memikirkan itu. yang aku inginkan hanyalah dirimu Dong Hae-sshi. Bisakah kita kembali seperti dulu, denganku. Hyorin !!”
Lee Dong Hae menatap wajah Hyorin sebentar, perlahan ia hampiri gadis itu dan menyeka air mata dipipi Hyorin “mianhae, sekarang aku bisa melupakan Han Na secara perlahan. Tapi aku tak bisa meninggalkannya, aku mencintai Park Gyu Ri”
“jeongmal mianhae Hyorin-sshi”
Hyorin tertunduk lemas, air matanya masih menetes . ia mencoba tegar. “araseo...tapi, bisakah aku memelukmu sebentar?”ucap Hyorin lirih
Lee Dong Hae yang tengah membelakangi perempuan itu, terkejut saat Hyorin tiba-tiba memeluknya dari belakang.
“sebentar saja, jebal” Hyorin memeluk Dong Hae dengan erat, ia menangis sejadi-jadinya. Hatinya sakit, tapi ia mencoba untuk tegar.
“mungkin inilah kali pertama dan terakhir aku memelukmu sebagai diriku sendiri.”
“selamat tinggal Dong Hae-sshi, berjanjilah padaku kau akan bahagia”
Mendengar ucapan itu, air mata Dong Hae perlahan menetes. Ia membalikkan badan, menggandeng tangan Hyorin. Mengucapkan kata maaf dan berlalu pergi.
“mianhae, aku memang pemuda jahat. Jeongmal mianhae”
Diseberang jalan terlihat Park Gyu Ri yang tengah menguping pembicaraan mereka berdua. Jalan itu memang tidak lebar. Walau berada di seberang jalan Gyu Ri masih bisa mendengar percakapan mereka berdua. Park Gyu Ri tampak shock mendengar pernyataan mereka berdua. Disisi lain ia tampak kasihan melihat Hyorin. Disisi yang lain, ia senang karena Lee Dong Hae juga mencintainya.
Gyu Ri melihat Hyorin yang tampak lemas sedang menjatuhkan diri ke tanah. Tapi ia tak menghiraukannya, ia berlari mengejar Lee Dong Hae yang pergi meninggalkan Hyorin.
“Dong Hae-sshi” teriak Gyu Ri
Lee Dong Hae membalikkan badannya dan mendapati Park Gyu Ri tengah berlari ke arahnya.
“Park Gyu Ri, waeyo?”
“hufft.. Dong Hae-sshi, na.. na.. nado saranghae” seru Gyu Ri dengan terbata-bata.
Mendengar pernyataan tersebut, Dong Hae langsung memeluk Gyu Ri dengan erat. Ia tak ingin kehilangan orang yang dicintainya untuk yang kesekian kalinya.
Malam sangat dingin, jalan itupun terlihat sunyi. Namun ada beberapa orang yang masih lalu lalang melewati jalan itu. Lee Sung Min salah satunya, ia baru saja kembali dari tempat bowling. Ia mengendarai mobilnya dengan pelan dan sebentar-sabentar menengok ke arah samping.
Mobilnya berhenti mendadak. Ia masih belum yakin atas apa yang ia lihat. Sepertinya ia melihat Park Gyu Ri dengan seseorang. Lee Sung Min turun dari mobil, dan melangkah menuju tempat itu.
“KEMANHE!!” teriak Sung Min saat mendapati Gyu Ri tengah berciuman dengan Dong Hae.
Mendengar teriakan itu, Gyu Ri yang tengah memejamkan mata dan menikmati ciuman keduanya bersama Lee Dong Hae sontak terkaget. Ia melepaskan ciuman dan pelukannya pada Dong Hae.
Park Gyu Ri menoleh ke arah samping dengan sedikit ragu, tubuhnya gemetar saat melihat sosok laki-laki yang ia kenal.
“Lee... Sung Min, aku akan menjelaskan semuanya padamu. Ini tidak se...”
“kemanhe, tak perlu kau jelaskan. Aku tak butuh penjelasanmu. Hentikan semuanya sekarang, kita mulai dari awal lagi. Aku akan memaafkanmu” seru Sung Min dengan mata yang berkaca-kaca.
Sung Min menarik tangan Gyu Ri dan mengajaknya pergi. Tapi tiba-tiba tarikan itu terasa sangat berat. Sung Min menengok, matanya semakin membulat saat melihat Lee Dong Hae juga menarik tangan Park Gyu Ri.
“dia milikku” seru Dong Hae secara lantang
“Dong Hae-sshi kemanhe” ucap Gyu Ri sedikit ragu.
Lee Sung Min melepaskan tangan Gyu Ri. Ia mencoba nengusap wajahnya untuk membersihkan air matanya. Sedikit menghela nafas dan mulai berkata.
“aku akan tanya padamu, hanya satu kali ini saja. Maukah kau kembali padaku Gyu Ri-sshi?”ucap Sung Min
Suasana menjadi hening, bunyi angin malam menemani perseteruan mereka bertiga.
Park Gyu Ri ingin menjawab pertanyaan Lee Sung Min. Hatinya sakit, ia bimbang. Ia masih mencintai Lee Sung Min, tapi ia juga mencintai Lee Dong Hae. Seakan-akan hatinya terbelah menjadi dua. Ia hanya diam dan menangis. Ia merasa, hari ini adalah titik klimaks kehidupannya. Ia harus dihadapkan pada dua lelaki tampan yang sama-sama ia cintai.
“nan, molla” jawab Gyu Ri dan berlari meninggalkan dua pemuda itu.
---oo0oo---
Suasana duka menyelimuti pemakaman Hyorin. Dua hari setelah pertemuannya dengan Lee Dong Hae, ia dilarikan kerumah sakit karena keadaannya yang kritis. Sudah dua tahun belakangan ini, ia divonis dokter akan meninggal. Ia mengidap infeksi paru-paru akut. Penyakit yang ia derita ini memang sudah lama ia rasakan, tapi baru ia sadari dua tahun belakangan ini.
Semuanya merasakan kehilangan yang teramat dalam, begitupun Lee Dong Hae. Ia merasa sangat bersalah pada Hyorin, ia baru tahu bahwa Hyorin mengalami penyakit yang mematikan.
Suasana mendung menyelimuti proses pemakaman. Lee Dong Hae tampak menangis, begitupun dengan Park Gyu Ri. Hanya Lee Sung Min yang menampakkan wajah biasa saja.
“semoga kau bahagia disana” seru Dong Hae sambil meletakkan rangkaian bunga di makam Hyorin.
dibelakang Lee Dong Hae terdapat Park Gyu Ri yang menatap makam Hyorin dengan kesedihan.
“kajja, kita pulang” ucap Sung Min pada Gyu Ri
Gyu Ripun menuruti ucapan kekasihnya itu.
Selama perjalanan pulang, Park Gyu Ri terlihat duduk manis dan melamun dalam mobil milik Lee Sung Min. Tidak ada percakapan diantara mereka berdua. Hanya bunyi keramaian jalan yang menemani perjalanan pulang mereka.
Tiba-tiba Lee Sung Min meraih tangan Park Gyu Ri yang tengah melamun. Park Gyu Ri menatap Lee Sung Min. Ia mengecup tangan gadis disebelahnya sambil mengendarai mobil. Tampaknya, Lee Sung Min telah melupakan kejadian Park Gyu Ri dengan Lee Dong Hae beberapa hari yang lalu. Ia tampak sumringah melihat Park Gyu Ri telah bersamanya lagi.
---oo0oo---
Setibanya dirumah, Park Gyu Ri langsung menuju kamarnya. Ia seperti orang tanpa gairah hidup. Ia duduk diatas ranjangnya. Tiba-tiba ia menangis, merindukan sosok Lee Dong Hae.
Ia tahu dan sadar, apa yang ia rasakan saat ini adalah larangan baginya. Sejak memilih kembali bersama Lee Sung Min, ia memutuskan untuk berhenti mencintai Lee Dong Hae lagi. Ia melarang dirinya sendiri untuk mencintai laki-laki itu.
Mungkin sangat berat, menghapus Lee Dong Hae dari ingatannya. Walau singkat, ia merasakan kebahagiaan yang amat berarti.
Park Gyu Ri mengambil sebuah buku kecil bersampul biru yang berjejer dengan buku lain di rak buku kamarnya. Ia mulai membuka halaman demi halaman, dan ia berhenti di halaman kosong buku diarynya itu. Dirinya mulai menulis. Menuliskan semua kejadian satu bulan terakhir ini, sejak ia bertemu dengan Lee Dong Hae.
Ia menulis “saat ini, aku lebih mencintainya” di halaman akhir buku biru miliknya. Air matapun menetes dan membasahi buku penuh kenangan itu.
Park Gyu Ri mengambil telephone miliknya. Ia mencoba menghubungi seseorang.
“bogoshipo” seru Gyu Ri dengan sedikit terisak
“Gyu Ri-sshi, waegeure? Apa kau menangis?”
“aku ingin menemuimu sekarang, temui aku ditempat pertama kali kita bertemu”
Hari masih sore, Park Gyu Ri berencana menemui Lee Dong Hae di tepi danau tempat mereka bertemu untuk yang pertama kalinya. Park Gyu Ri tampak berbeda dengan rambut panjang terurai ia mengenakan dress berwarna putih dan tas berwarna hijau tosca kesukaannya. Serta mengenakan sepatu wedges berwarna senada mngiringi langkah kakinya.
Saat menunggu bis, ia melihat Lee Dong Hae diseberang jalan. Lee Dong Hae melihatnya, melambaikan tangan. Begitu pula Park Gyu Ri, ia melambaikan tangan dan berteriak memanggil nama pemuda itu.
“Lee Dong Hae” ucap Gyu Ri dengan lantang.
“eoh, kemarilah” kata Dong Hae
Saat melangkahkan kaki iia tampak begitu anggun. Dan tiba-tiba...
“braaak”
Park Gyu Ri tertabrak mobil yang sedang melintas. Dress putih yang ia kenakan berubah warna menjadi merah karena darah yang terus keluar. Lee Dong Hae dengan segera berlari ke arah Gyu Ri dan menangis memeluknya.
---oo0oo---
Setahun berlalu, Lee Sung Min masih belum bisa merelakan kepergian kekasihnya itu. Setiap kali ia membaca buku diary milik Gyu Ri, ia merasa sangat bersalah padanya.
Setelah mengalami kecelakaan, Park Gyu Ri terbaring koma selama beberapa minggu dan akhirnya meghembuskan nafas terakhirnya.
Sebelum pemakaman, Lee Dong Hae memberikan buku yang ia temukan di tas berwarna hijau tosca milik Gyu Ri pada Lee Sung Min.
Lee Sung Min merasa bahwa dirinya egois, mungkin jika ia tak memaksa Gyu Ri kembali padanya, mungkin Lee Gyu Ri akan merasakan bahagia bersama Lee Dong Hae walau bukan bersamanya.
Hari itu tepat satu tahun kepergian Park Gyu Ri. Dua lelaki tampan yang pernah mengisi hati Park Gyu Ri datang ke makam. Mereka berdua datang bersama, membawa beberapa rangkaian bunga dan mendoakan Gyu Ri agar bahagia disana. Dua laki-laki itu sama-sama meneteskan air mata. Hanya saja Lee Dong Hae terlihat lebih tegar dibanding dengan Lee Sung Min yang masih tidak bisa menerima kenyataan. Menangis terisak, menyesal, merasa bersalah itulah yang ia rasakan setiap kali teringat pada sosok Gyu Ri. Melihat hal ini, Lee Dong Hae mencoba menenangkan Sung Min.
Sebulan setelah kematian Gyu Ri, mereka berdua tampak lebih akrab daripada sebelumnya. Mereka berdua memutuskan untuk mejalin pertemanan bahkan saat ini sudah menjalin persahabatan.Mungkin mereka berdua merasakan hal yang sama. Pernah ditinggalkan oleh cinta. Pernah merasakan kehilangan. Pernah merasakan kebahagiaan dan kesedihan bersama Park Gyu Ri.
Dan yang pasti, mereka berdua pernah menjadi seseorang yang spesial di hati Park Gyu Ri.
TAMAT
0 komentar:
Posting Komentar